Monday, October 27, 2014

Batik menjadi salah satu warisan budaya Indonesia. Beragam motif batik yang khas dari masing-masing kepulauan di Indonesia tampak menghiasi koleksi para perancang mode Tanah Air. Bahkan beberapa desainer dikenal dengan rancangan batiknya.

Batik kini tidak hanya bisa dipakai ke acara resmi tapi juga dapat digunakan untuk bergaya kasual dan santai. Seperti yang dilakukan oleh tiga brand lokal yang kerapkali menampilkan koleksi ready to wear dengan batik, yaitu TIKPrive, Purana, dan Populo Batik. Di balik label-label tersebut terdapat beberapa desainer kondang seperti Iwet Ramadhan, Bai Soemarlono, dan Nonita Respati, yang bisa mengangkat batik menjadi busana santai nan stylish.

Dalam pagelaran Bazaar Fashion Festival 2014, ketiga label tersebut ikut unjuk gigi memamerkan karya terbaru mereka. Busana kasual yang simple tanpa aksen tumpuk dan detail mendominasi seluruh koleksi para desainer. Kali ini ketiga brand yang tadi sudah disebutkan mempersembahkan busana siap pakai dengan sentuhan batik Jawa berupa kemeja, blouse tanpa lengan, rok pendek, cropped jacket, hingga blazer.

"Neobatik ini menjadi tugas besar bagi kita. Kali ini kita menghadirkan interpretasi batik Indonesia terutama Jawa. ‎Tik Prive sendiri tetap konsisten motif klasik tapi kali ini lebih ke Pekalongan pesisiran," ujar Iwet Ramadhan mewakili Tik Prive sesaat sebelum fashion show di Bazaar Fashion Festival, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Sabtu (25/10/2014).

Benar saja, ketika menjadi pembuka pagelaran parade busana batik, Iwet secara khusus menampilkan busana kasual dengan motif batik Pekalongan. Seluruh rancangan yang ditampilkan bernuansa biru denim cocok untuk anak muda.

Menyuguhkan 15 busana, Iwet beserta pembatik lainnya yang di balik koleksi terbaru TIKPrive, bermain dengan desain yang wearable seperti kemeja selutut berpotongan mullet yang memiliki sentuhan grafis batik tulis di bagian depan dan kerahnya. Hadir pula rok midi yang memiliki aksen jahitan dua segitiga.

Iwet mengatakan untuk pewarnaan dilakukan secara alami menggunakan tanaman indigo fera. Oleh karena itu koleksi kali ini dibuat terbatas. Selain motif batik yang ditampilkan, detail rumbai juga tampak di atas rok pendek warna biru yang dipadukan dengan kemeja tunik.

Koleksi dirancang tidak hanya untuk kaum hawa tapi juga pria yang butuh penyegaran saat menggunakan batik sebagai busana kasual. Tak berhenti sampai di situ, fashion show kemudian dilanjutkan oleh label Purana yang mengusung tema 'Tales of Tiles'.

Terinspirasi dari rumah kolonial tegel kuno, Purana menampilkan busana formal dan kasual yang clean cut dan minimalis. Label yang konsisten mengenakan kain khas Nusantara itu kali ini memadukan batik tulis dan material sutera agar terlihat lebih elegan. Nonita Respati selaku desainer di balik brand Purana ingin mengakomodir semua busana wanita modern, mulai dari kasual, semi formal, dan formal sekalipun.

Siluet yang simpel tertuang dalam rancangannya kali ini seperti blazer, sporty jacket, jumpsuit, celana asimetris, blouse, hingga dress dengan aksen draperi di bagian lengan. Crop top tanpa lengan yang dipadukan celana palazzo menghiasi panggung Bazaar Fashion Festival 2014.

Ada pula motif polkadot dan geometris berpadu manis dengan motif tegel yang terinfusi budaya China dan Eropa. Bermain dengan warna-warna terang seperti ungu, hijau, biru, tosca, serta merah, koleksi ini cocok untuk wanita tampil dimanis dan praktis di musim panas. Purana memang berusaha menyuguhkan busana modern yang simple dengan menambahkan sentuhan batik di atasnya.

Usai menyuguhkan 20 koleksi, fashion show ditutup dengan pagelaran dari Populo Batik yang dikembangkan oleh duo desainer Bai Soemarlono dan Joseph Lim. Populo Batik mempersembahkan busana yang bisa diterapkan ke acara formal dan non formal. Permainan motif geometris pada jaket, celana, dress, kemeja, blouse, hingga jumpsuit menjadi ciri khas koleksi yang satu ini. Ada pula motif houndstooth untuk celana pendek yang dirancang buat pria.

Bai mengatakan rancangan kali ini bukan pure batik tapi sesuai temanya Neobatik sehingga menghadirkan busana yang segar tanpa harus terlihat monoton atau kaku. "Semua ada 20 koleksi karena kita kan ‎ada laki perempuan, ada bomber jaket, long t-shirt, potongan layering. Karena kita Neobatik jadi tidak terlalu sepeti batik pakem, interpretasinya beda," ujarnya.

Warna-warna yang ditampilkan cenderung monokrom dan bold seperti merah marun. Setelan celana selutut dan jaket sepertinya mendominasi koleksi Populo kali ini.



 
Toggle Footer